Riwayat hidup ‘Abdullah bin ‘Abbas sudah banyak dikenal. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mendo’akannya dengan sabdanya :
“Ya Allah,
jadikanlah dia paham tentang agamanya dan ajarkanlah kepadanya penafsiran Al
Qur’an”.
Nabi juga mendo’akannya agar diberi hikmah dua kali. Ada
riwayat yang sah dari dirinya bahwa dia pernah melihat Jibril dua kali. Ia
adalah ulama yang kaya ilmu di kalangan umat Islam. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam melihatnya sebagai seorang anak yang patut menerima pesan
beliau.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya : “Jagalah
Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu”, maksudnya hendaklah kamu menjadi orang
yang taat kepada Tuhanmu, melaksanakan semua perintah-Nya, dan menjauhi semua
larangan-Nya.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Jagalah
Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu”, maksudnya hendaklah
beramal karena-Nya dengan penuh ketaatan sehingga Allah tidak memandangmu
sebagai orang yang menyalahi perintah-Nya, niscaya kamu akan mendapati Allah
menjadi penolongmu di saat situasi sulit, seperti yang pernah terjadi pada kisah
tiga orang yang tertimpa hujan lebat lalu mereka berlindung di dalam gua,
kemudian pintu gua tertutup batu. Pada saat itu mereka berkata kepada sesamanya
: “Ingatlah kebaikan yang pernah kamu lakukan, lalu mohonlah kepada Allah dengan
kebaikan itu supaya kamu diselamatkan”. Kemudian masing-masing menyebut kebaikan
yang pernah dilakukan, maka batu penutup gua itu kemudian terbuka lalu mereka
dapat keluar. Kisah mereka ini popular dan terdapat pada Hadits
shahih.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Jika kamu minta,
mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada
Allah”, memberikan petunjuk supaya bertawakkal kepada Allah, tidak bertuhan
kepada selain-Nya, tidak menggantungkan nasibnya kepada siapa pun baik sedikit
ataupun banyak.
Allah berfirman :
“Dan barang siapa bertawakkal kepada
Allah maka Allah pasti akan memberinya kecukupan”. (QS. Ath Thalaq :
3)
Berapa besar ketergantungan seseorang kepada selain Allah baik dalam
hatinya maupun dalam angan-angannya, maka sebesar itu pula ia telah menjauhkan
diri dari Allah untuk bergantung kepada sesuatu yang tidak kuasa memberinya
manfaat atau kerugian. Begitu juga takut kepada selain Allah.
Dalam hal ini
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menegaskan dengan sabdanya :
“Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu
keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah
Allah tetapkan untuk dirimu”.
Begitu pula dalam hal kerugian, “niscaya tidak
akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu”.
Inilah yang disebut iman kepada taqdir.
Iman kepada taqdir adalah wajib, baik
taqdir yang baik maupun yang buruk. Apabila seorang mukmin telah yakin dengan
hal ini, maka apa perlunya dia meminta kepada selain Allah atau memohon
pertolongan kepada yang lain. Begitu pula jawaban Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa Sallam kepada malaikat Jibril ketika ia bertanya kepada beliau saat
berada di langit (ketika mi’raj) : “Apakah engkau membutuhkan pertolongan?”
Beliau menjawab : “Kalau kepadamu tidak”.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam : “Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering”,
menguatkan keterangan tersebut diatas, maksudnya tidak berlawanan dengan apa
yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kemudian sabda beliau : “Ketahuilah
sesungguhnya kemenangan menyertai kesabaran dan sesungguhnya kesenangan
menyertai kesusahan dan kesulitan”, maksudnya beliau mengingatkan kepada manusia
di dunia ini, terutama orang-orang shalih bahwa mereka itu selalu dihadapkan
kepada ujian dan cobaan sebagaimana firman Allah :
“Sungguh Kami pasti
memberi cobaan kepada kamu sekalian dengan sesuatu berupa rasa takut, kelaparan,
berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan. Dan gembirakanlah orang-orang yang
bersabar, yaitu mereka yang bila ditimpa musibah, mereka berkata : ‘Sungguh kami
semua adalah milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nyalah kami kembali’. Mereka
itulah orang-orang yang mendapatkan limpahan karunia dan rahmat dari Tuhan
mereka dan mereka itulah orang-orang yang terpimpin”. (QS. 2 :
155-157)
Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar
itu pastilah dipenuhi pahala mereka tanpa batas”. (QS. Az Zumar :
10)
|